PONDOK PESANTREN IBNUL QOYYIM YOGYAKARTA 4.54

Jl. Jogja - Wonosari Km 8.5 Gandu Sendangtirto, Berbah ( Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri ) & Jln Jogja-Wonosari Km 10,5 Tegalyoso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul ( Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putra )
Sleman,
Indonesia

About PONDOK PESANTREN IBNUL QOYYIM YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN IBNUL QOYYIM YOGYAKARTA PONDOK PESANTREN IBNUL QOYYIM YOGYAKARTA is a well known place listed as Religious School in Sleman , Education in Sleman , Dorm in Sleman ,

Contact Details & Working Hours

Details

1. Sejarah Berdirinya

Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim yang didirikan pada tanggal 10 Dzulqo’dah 1403 bertepatan dengan 20 Agustus 1983 adalah merupakan salah satu dari amal usaha dari PDHI Yogyakarta yang perkembangannya sampai saat ini terus menunjukkan peningkatan, walaupun peningkatan tersebut masih perlu ditingkatkan, dan bila menatap kondisi kedepan keberadaan dari sebuah lembaga pendidikan yang berbasiskan agama, kemudian bila dua hal tersebut dipadukan maka Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim untuk kedepannya adalah sebuah aset yang harus secara serius untuk diperhatikan.

Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim mempunyai tujuan mendidik santri agar menjadi manusia muslim selaku kader-kader Ulama dan Mubaligh yang berjiwa; ikhlas, tabah, tangguh, mandiri dalam mengamalkan ajaran islam secara utuh dan dinamis, serta siap bertugas melayani dan mengasuh jama’ah.

Dan dalam strateginya bersifat memadukan model pesantren dengan sekolah, pendidikan agama dengan pendidikan umum, dengan menggunakan system klasikal serta menggunakan kurikulum yang mandiri yaitu hasil perpaduan yang seimbang antara kurikulum pemerintah dan kurikulum pondok.




Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim didirikan dengan dua tujuan :

a. Sebagai usaha momumental dari PDHI DIY, yaitu lembaga Amal Jariyah yang InsyaAllah bakal langgeng.

b. Untuk menciptakan penerus dakwah.

Sebagai usaha untuk memantapkan tujuan tersebut di atas, berbagai hal telah dilakukan yaitu :

a. Pengadaan dan penyempurnaan Sarana dan Prasarana yang merupakan Hardware.

b. Pemantapan kurikulum baik Intra maupun Ekstra yang merupakan Software.

c. Penertiban dan penyempurnaan sistem Administrasi dan Organisasi Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim.

d. Penggalangan dan Penggalian Sumber dana.

e. Pengembangan kegiatan baik guna pengembangan pendidikan maupun guna pengenalan Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim pada masyarakat luas.

f. Peningkatan kerjasama dengan masyarakat luas.

g. Peningkatan kwantitas Santri.

h. Pemisahan lokasi kegiatan untuk santri Putra dan Putri.

Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, yaitu sebagai berikut :

a. Diniyah berdiri sejak tahun 1983, yakni untuk memberikan kesempatan pada masyarakat sekitar yang ingin belajar pengetahuan dini untuk yang ditingkat SD bekerjasama dengan PPMI Gandu.

b. Madrasah Tsanawiyah (MTs) berdiri tahun 1986, yakni untuk mendidik santri-santri sejak dini, sejak tahun 1992 mendapat status diakui.

c. Madrasah Aliyah (MA) berdiri sejak tahun 1989, yakni untuk memberikan kelanjutan pada santri Tsanawiyah di luar pondok, tahun 1992 mendapat status diakui.

d. Raudlatul Athfal beriri sejak tahun 1990, merupakan penyerahan dari PKK Pedukuhan Gandu dan Cepor yang dilakukan oleh Kelurahan Sendangtirto untuk didirikan Taman Kanak-kanak.

2. Letak Geografis

Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim terbagi menjadi dua lokasi yaitu pondok putra yang terletak di Jl. Jogja-Wonosari Km. 10 Tegalyoso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, dan untuk pondok putri terletak di Jl. Jogja - Wonosari Km. 9 Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman.

Pondok Pesantren ini dapat dikatakan strategis, karena terletak di tepi jalan raya yang cukup ramai dilewati mobil dan bus dari berbagai jurusan. Selain keberadaannya yang cukup strategis, jika ditinjau dari segi pendidikan Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim mempunyai letak yang cukup kondusif untuk belajar. Karena jauh dari keramaian kota dan terletak di tengah-tengah pedesaan yang memungkinkan santri untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar.


3. Keadaan Santri Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta

Para santri yang menetap di pondok pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta berasal dari berbagai daerah dan ada juga yang berasal dari luar jawa. Jumlah santri dari tahun pertahun mengalami peningkatan, walaupun tidak terlalu banyak. Dengan masuk menjadi santri Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta, maka mereka berarti harus taat dan patuh kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan di pesantren ini.

Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta sudah dikenal oleh berbagai lapisan masyarakat, sebab dalam usia yang relatif singkat ternyata para siswanya telah berdatangan dari pulai Jawa, bahkan dari luar pulau Jawa walaupun dari wilayah yogyakarta sendiri prosentasenya masih relatif kecil, hal ini menunjukkan adanya hal-hal yang menarik.

Dan santri-santri Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta, seluruhnya harus/wajib tinggal di dalam asrama pondok pesantren dan wajib mengikuti segala kegiatan yang diadakan oleh pondok pesantren seperti; keorganisasian, kepramukaan, muhadloroh (latihan pidato tiga bahasa yaitu : Bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris), public speaking, dan juga siswa dapat mengikuti kegiatan ekstra seperti : olahraga, seni baca al-Qur’an, komputer, menjahit, sablon, drum band, dan kursus-kursus lainnya yang membantu siswa-siswi hidup di masyarakat kelak.

4. Tenaga Pendidik dan Kurikulum

Pendidik merupakan figur yang menjadi uswah khasanah dan diteladani anak didiknya. Maka pendidik harus tampil sebagai pembimbing bagi santri dalam mengembangkan kreativitas dan mendorong serta membantu tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran, sehingga terdapat kesatuan langkah dan tindakan yang tepat guna, berdaya guna dan berhasil guna.

Tenaga atau guru di Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim terdiri dari Asatid (Guru-guru Putra) dan Ustadzah (Guru-guru Putri) dari berbagai lembaga pendidikan sesuai dengan faknya masing-masing. Antara lain alumni dari : PM. Gontor, Al-Mawaddah, Ngruki, UIN, STAIN, UMY, UGM, UNY, UAD, BEC, dan alumni dari Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim sendiri.

Adapun tenaga pendidik di Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim sesuai dengan sistem yang diterapkan dikelompokkan menjadi 2 bagian :

a. Untuk tingkat MTs (kelas I s/d III) sebanyak 30 Guru.

b. Untuk tingkat MA (kelas IV s/d VI) sebanyak 55 Guru.

Dari jumlah tersebut diatas 25 orang diantaranya tinggal di dalam Pesantren untuk membimbing, membina, mengarahkan dan sebagai tempat bertanya para santri dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi sehari-hari.

Berbeda dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya yang pada umumnya menyatakan tujuan pendidikannya dengan jelas, pesantren terutama pesantren-pesantren lama biasanya tidak merumuskan secara eksplisit dasar dan tujuan pendidikannya. Namun bukan berarti bahwa pendidikan pesantren itu berlangsung tanpa arah yang dituju, hanya saja tujuan tidak dirumuskan secara sistematis dan dinyatakan secara eksplisit. Hal ini ada hubungannya dengan sifat kesederhanaan pesantren yang sesuai dengan dorongan berdirinya di mana kyai mengajar dan santri belajar adalah semata-mata untuk ibadah dan tidak pernah dikaitkan dengan orientasi tertentu dalam lapangan penghidupan atau tingkat dan jabatan tertentu dalam hierarki sosial atau birokrasi kepegawaian.

Sejalan dengan tidak dirumuskannya tujuan pendidikan secara eksplisit, maka pada sebagian pesantren istilah kurikulum tidak dapat ditemukan, walaupun essensi materinya ada dalam praktek pengajaran, bimbingan rohani dan latihan kecakapan dalam kehidupan sehari-hari di pesantren, yang semuanya itu merupakan kesatuan dalam proses pendidikannya. Pesantren lama memang belum mengenal kebiasaan merumuskan secara tajam materi pelajaran dalam bentuk kurikulum. Namun demikian dapat dinyatakan bahwa kurikulum pesantren sebenarnya meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan santri selama sehari semalam. Di luar pelajaran formal banyak kegiatan yang bernilai pendidikan dilakukan di sana seperti latihan hidup sederhana, latihan ketrampilan, ibadah dengan tertib dan lain-lain.

Sedangkan kurikulum di Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim adalah perpaduan antara Pondok Modern Gontor dengan MTsN/MAN. Maka kami dari team kurikulum di Pesantren berusaha memadukan dan merampingkan kedua kurikulum dengan tujuan mencari efisiensi dan relevansi tujuan pendidikan di Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim yakni Mencetak Generasi Mukmin, Mu’allim, Mujahid yang Mukhlis.

Agar dapat melaksanakan dan mencapai target kurikulum Pondok Modern Gontor dan Depag secara simple dan sistematis. Maka berdasarkan musyawarah team kurikulum, pelajaran yang diberikan secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

a. Program Umum :

Tauhid, Tafsir, Qur’an-Hadist, Tajwid, Muthalaah, Fiqih, Usul Fiqih, Bahasa Indonesia, PPKn, Tata Negara, Bidayah, Ekonomi dan Geografi.

b. Program penunjang :

Bahasa Arab, Nahwu, Shorof, Balaghoh, Imla’, Insya;, Khot, Bahasa Inggris, Sosiologi, Antropologi, Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, Sejarah Indonesia, Grammar, Composation, Teknologi Informasi dan Komputer Kesenian.

c. Program Khusus :

Tarbiyah, Tarikh Islam, Sejarah Peradaban Islam, Tahfid, Tahsin.

B. Sistem Pendidikan dan Kompetensi Kelulusan

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalamannya guru gunakan untuk, bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.

Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berfikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata dan memang betul dipikirkan oleh seorang guru.

Pendidikan di MTs dan MA Ibnul Qoyyim bertendensi pada dua dimensi pendidikan yaitu pertama; Kebijaksanaan pemerintah dalam hal pendidikan. Dan kedua; Idealisme yang mentarjetkan lulusan MTs dan MA Ibnul Qoyyim sejajar dengan alumni di Gontor. Karena bentuk pendidikan, pengajaran di Gontor merupakan ide dasarnya.

Pendidikan di MTs dan MA Ibnul Qoyyim adalah pendidikan yang bernafaskan pesantren dan memberi kesempatan kepada santri untuk mengikuti ujian persamaan MTs dan MA. Jenjang pendidikan yang ditetapkan adalah 6 tahun untuk lulusan SD/MI dan 4 tahun Untuk lulusan MTs/SMP.

Mereka yang belajar di Madrasah Ibnul Qoyyim sampai kelas VI akan mendapatkan 2 ijzah, yaitu ijazah MA dan ijazah pesantren bagi mereka yang dari MTs/SMP. Sedangkan mereka yang dari SD/MI akan mendapatkan 3 ijazah, yaitu ijazah MTs, MA, dan ijazah pesantren.

Adapun kompetensi lulusan Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta sebagai berikut :

1. Memahami nilai-nilai Islami (sistem kehidupan Islami), serta diamalkan, disebarkan dan diperjuangkan sehingga terwujud secara sempurna.

2. Komitmen mengkaji, menggali dan mengembangkan serta mendorong

3. masyarakat untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

4. Mampu berbahasa Arab dan Inggris dengan lisan maupun tertulis.

5. Mampu menggali ilmu dari literatur berbahasa Arab dan Inggris.

6. Hafal ayat-ayat al Qur’an sampai dengan 4 juz.

7. Mampu mengamplikasi komputer dan Internet.

8. Memiliki jiwa kepemimpinan yang Islami.

Dengan memperhatikan fungsi dan peranan pondok pesantren yang sangat penting dalam pembangunan, maka pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam akan lebih mampu berperan apabila sistem dan metode pengajarannya dapat dikaitkan dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan/ teknologi modern serta tuntutan dinamika masyarakat. Untuk itu perlu diintrodusir sistem dan metode yang efektif dan efisien diukur menurut lamanya waktu tempat atau lingkungan, pengembangan sikap dan kemampuan kreativitas serta budi luhur dengan ajaran agama dan sesuai aspirasi nasional.