YPP Mustika Sejati KORDA Grobogan 3.25

Dsn. Tegalrejo Desa Sugihmanik
Sugihmanik, 58166
Indonesia

About YPP Mustika Sejati KORDA Grobogan

YPP Mustika Sejati KORDA Grobogan YPP Mustika Sejati KORDA Grobogan is a well known place listed as College & University in Sugihmanik , Education in Sugihmanik , Educational Service in Sugihmanik ,

Contact Details & Working Hours

Details

PARADIGMA

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang mempunyai letak geografis yang sangat strategis, yakni diapit dengan 2 (dua) buah benua yakni benua Asia dan benua Australia, dan juga diapit oleh 2 (dua) samudra, yakni samudra Pasifik dan samudra Atlantik. Indonesia yang di kenal sebagai "untaian Zamrud katulistiwa" ini juga mempunyai ragam kekayaan alam yang sangat besar, apalagi didukung oleh jumlah penduduk terbanyak nomor 5 (lima) didunia. Jumlah penduduk yang besar ini sebenarnya merupakan pasar yang sangat potensial apalagi didukung dengan kualitas Sumber Daya Manusianya yang diharapkan tidak hanya sebagai konsumen saja melainkan mampu sebagai produsen sekaligus motor penggerak pembangunan yang efektif.
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama melaui pendidikan baik formal maupun non formal- dirasa sangat urgen untuk segera dilakukan secara sistematis, masif, komprehensif, berkelanjutan, dan berkeadilan demi peningkatan daya saing dan kemajuan bangsa Indonesia kedepannya. Tanggungjawab akan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tidak hanya dipikul oleh pemerintah unsich, melainkan tanggungjawab tersebut milik seluruh stakeholder yang ada. Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, sejak itulah timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian, pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Oleh karena itu, dalam sejarah pertumbuhan masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi sejalan dengan tuntutan masyarakat. Menurut kayakinan masyarakat muslim, sejarah pembentukan masyarakat dimulai dari keluarga Adam dan Hawa sebagai unit terkecil dari masyarakat di muka bumi ini. Dalam keluarga tersebut telah dimulai proses kependidikan umat manusia, meskipun dalam ruang lingkup terbatas sesuai dengan kebutuhan hidupnya.





Setidaknya terdapat Dasar minimal usaha untuk mempertahankan hidup manusia yang terletak pada 3 (tiga) orientasi hubungan manusia, yaitu :
• Hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Pencipta sekalian alam;
• Hubungan dengan sesama manusia;
• Hubungan dengan alam sekitar, terdiri atas berbagai unsur kehidupan, seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, dan kekuatan alamiah yang ada.
Dari prinsip hubungan inilah, kemudian manusia mengembangkan proses pertumbuhan kebudayaannya. Proses inilah yang mendorong manusia ke arah kemajuan hidup sejalan dengan tuntutan zaman. Untuk sampai kepada kebutuhan tersebut diperlukan satu pendidikan yang dapat mengembangkan kehidupan manusia dalam dimensi daya cipta, rasa, dan karsa masyarakat beserta anggota-anggotanya. Ketiga daya tersebut akan menjadi motivasi bagi manusia untuk saling berpacu, sehingga keberadaan pendidikan akan menjadi semakin penting. Bahkan pendidikan merupakan kunci utama kemajuan hidup umat manusia dalam segala aspek.
Pendidikan berkembang dari yang sederhana (Primitif), yang berlangsung ketika manusia masih berada dalam ruang lingkup kehidupan yang serba sederhana serta konsep tujuan yang amat terbatas pada hal-hal yang bersifat survival (pertahanan hidup terhadap ancaman alam sekitar), sampai pada bentuk pendidikan yang sarat dengan metode, tujuan, serta model pendidikan yang sesuai dengan masyarakat saat ini.
Pada kehidupan masyarakat yang semakin berbudaya dengan tuntutan hidup yang makin tinggi, pendidikan ditujukan bukan hanya pada pembinaan keterampilan, melainkan kepada pengembangan kemampuan-kemampuan teoretis dan praktis berdasarkan konsep-konsep berpikir ilmiah. Kemampuan konsepsional demikian, berpusat pada pengembangan kecerdasan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, faktor daya pikir manusia menjadi penggerak terhadap daya-daya lainnya untuk menciptakan peradaban dan kebudayaan yang makin maju pula. Maka dalam proses perkembangan sejarah pendidikan, manusia menciptakan bentuk-bentuk kehidupan yang bersifat dinamis, karena antara pendidikan dan masyarakat harus terjadi proses interaksi. Di satu pihak,



masyarakat harus bisa mendorong terwujudnya pendidikan yang bisa merealisasikan cita-cita, sedang dilain pihak, pendidikan harus bisa mengajak masyarakat untuk terus bercita-cita tinggi sejalan dengan perkembangan zaman. Bahkan pendidikan dalam suatu waktu tertentu harus menjadi pendobrak terhadap keterbelakangan terhadap cita-cita masyarakatnya. Dengan demikian antara pendidikan dan masyarakat terus berkompetisi untuk maju. Itulah salah satu ciri dari masyarakat yang dinamis dengan pendidikan sebagai salah satu tumpuan kemajuan perkembangan hidupnya.
Atas dasar pemikiran tersebut maka diperlukan tidak hanya sekedar "Political wiil" para pemimpin saja, tapi juga upaya sinergis secara nyata dan berkelanjutan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui
peningkatan layanan pendidikan disetiap satuan pendidikan diberbagai jenjang. Dalam era serba modern dengan tingkat kompetisi yang sangat tinggi seperti saat ini, maka peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui proses pembelajaran di Perguruan Tinggi (PT) adalah sebuah keniscayaan yang harus dilalui meski tidak selalu "un-sich", namun ironisnya, pendidikan di Perguruan Tinggi untuk sebagian besar masyarakat kita masihlah menjadi sesuatu yang "mewah". Dikarenakan selain pendapatan perkapita masyarakat kita yang masih rendah jika dibandingkan sebagian negara-negara lain seperti Asia Timur, Eropa dan Amerika, tapi juga "kapitalisme" pendidikan sudah mulai mewabah disebagian lini satuan pendidikan diberbagai jenjang, termasuk Perguruan Tinggi.
Kondisi kemiskinan di Indonesia sangat memprihatinkan. Hal itu ditandai dengan rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Umumnya ada dua faktor penyebab kemiskinan, yaitu faktor alami dan faktor buatan. Apabila kedua faktor tersebut dikaitkan dengan permasalahan kualitas pangan, kesehatan dan pendidikan maka dapat diperinci beberapa faktor penyebab kemiskinan. Pertama, kurang dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak mendapatkan haknya atas pangan, kesehatan dan pendidikan yang layak. Ke dua, lemahnya dukungan dunia bisnis juga memberi kontribusi permasalahan kemiskinan. Ke tiga, masyarakat terpaksa harus mengikuti arus negatif yang terciptakan oleh pemerintah dan dunia bisnis. Ke empat, rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang menggapai haknya. Selain itu wilayah Indonesia yang luas dan tidak meratanya sumberdayanya juga menjadi penghambat.

Dalam Pembukaan UUD 1945 diamanatkan antara lain untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Selanjutnya UUD 1945 pasal 31 (2) menyatakan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai. Secara lebih khusus UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 34 (2) menegaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
Untuk penanggulanan masalah kemiskinan oleh pemerintah sudah diwujudkan dalam bentuk Sasaran Pembangunan dan Arah Kebijakan
Pembangunan 2012. Tentunya keberhasilan program menurunkan kemiskinan tidak akan tercapai tanpa adanya kerjasama yang baik dan tanggung jawab bersama antara pemerintah, bisnis dan masyarakat yang harmonis dan kompak (good public governance). Salah satu usulan untuk memberi solusi mengatasi kemiskinan adalah melalui pendidikan.
Berdasarkan riset kami masyarakat memiliki minat yang cukup tinggi untuk menempuh pendidikan di jenjang Perguruan tinggi, biaya hidup (living cost) selama menempuh pendidikan di luar daerah yang cukup tinggi merupakan salah satu faktor yang sangat mendasar bagi mereka mengurungkan niatnya untuk menempuh jenjang pendidikan tinggi.
Penyelenggaraan kelas Daerah (POKJAR) adalah solusi untuk mereka. Dengan penyelenggaraan kelas di daerah (dekat dengan mereka) sangat meringankan biaya hidup bagi mereka.
Dengan pertimbangan tersebut, kami mengajukan Proposal Permohonan Kerjasama Pengelolaan Kelas di daerah, yang mana sistem manajemen dan tata kelola, kami menyesuaikan SOP dari manajemen Perguruan Tinggi.
Berkaitan dengan program kami tersebut, kami juga bermaksud untuk mengajukan kerjasama program Beasiswa Parsial dan Subsidi Pendidikan dengan Perguruan Tinggi Bapak/ Ibu. Program Beasiswa Parsial dan Subsidi Pendidikan ini kami khususkan untuk seluruh masyarakat dan generasi muda Indonesia yang notabennya tidak mampu. Jadi mereka yang bisa mengakses program kami adalah warga masyarakat yang bisa dan berhak mendapatkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan/ Desa setempat.
Kami beniat untuk memberikan fasilitas bagi seluruh masyarakat dan generasi muda yang notabenya tidak mampu untuk bisa mendapatkan skill dan mengenyam Pendidikan Tinggi. Mereka yang kategori tidak mampu (miskin), harus memiliki skill dan menjadi orang yang pandai, mereka yang miskin tidak boleh bodoh.
Dengan program ini kami harapkan seluruh lapisan masyarakat bisa mengenyam pendidikan minimal jenjang D3, sehingga kedepan mereka siap untuk bersaing di dunia kerja nasional dan internasional.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka kami sebagai bagian dari stakeholder bangsa ini dirasa perlu mendirikan sebuah lembaga baru yang bernama YAYASAN PEDULI PENDIDIKAN MUSTIKA SEJATI, Lembaga yang nantinya diharapkan mampu berpartisipasi secara nyata dalam upaya peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia.