STIFI Perintis Padang 3.57

Jl.Adinegoro/Simp.Kalumpang Km.17 Lbk. Buaya
Padang, 27361
Indonesia

About STIFI Perintis Padang

STIFI Perintis Padang STIFI Perintis Padang is a well known place listed as College & University in Padang , Education in Padang ,

Contact Details & Working Hours

Details



PROFIL UTAMA
PROF. H. SYAHRIAR HARUN, Apt

DATA PRIBADI

Nama dan Gelar : H. Syahriar Harun Dt. Mangkuto Dirajo, Prof. Drs. Apt
Tempat/Tgl Lahir : Batusangkar/13 Desember 1935
Alamat Rumah : Jl. Musi No. 30 Rimbo-Kaluang Kodya Padang
Jabatan Terakhir : Guru Besar Tetap Kimia Farmasi Universitas Andalas
Pangkat : Pembina Utama Gol IV/e
Status Perkawinan : Kawin dengan 4 orang anak
Istri : Mahdiana Hatta
Anak : 1. Ir. Arvianton
2. Ir. Arviansyah
3. dr. Arvianita
4. dr. Arvianti
Orang Tua :
Ayah : Harun Datuk Radjo Penghulu
Ibu : Siti Rafiah

APA HAL YANG MENDORONG ANDA TERJUN DALAM BIDANG PENDIDIKAN FARMASI?

Saya dulu dibesarkan dalam keluarga guru, ayah dan kakak saya berprofesi sebagai guru, jadi mereka menginginkan saya juga memilih profesi yang sama. Tapi saat itu saya menolak, saya tidak mau jadi guru. Pendidikan SMA saya jalani di Bandung, disana saya tinggal bersama kakak saya. Awalnya saya ingin kuliah di kedokteran, tapi orang tua menganggap biaya kuliah di jurusan kedokteran sangat tinggi, apalagi saat itu jurusan tersebut hanya ada di Jakarta. Akhirnya saya kuliah di Bandung di Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam jurusan Farmasi, dimana sejak tahun pertama saya sudah mendapatkan tunjangan ikatan dinas dari Dept. Pendidikan dan Kebudayaan . Ketika telah lulus dari ITB dan setelah sarjana muda, saya langsung diminta untuk menjadi asisten dosen, awalnya di laboratorium kimia farmasi analis. Jadi jika ditanyakan apa atau siapa yang mendorong saya terjun dalam pendidikan farmasi, sebenarnya awalnya bisa dikatakan tidak ada atau kebetulan saja, namun seiring dengan berkecimpungnya saya dalam dunia tersebut, maka dengan sendirinya tumbuh kecintaan saya pada dunia pendidikan farmasi ini.

KIPRAH DALAM DUNIA PENDIDIKAN KHUSUSNYA FARMASI

Perjalanan Karir

1958 – 1961 : Asisten dosen Kimia Farmasi di Jurusan Farmasi ITB
1961 – 1962 : Dosen tetap di Fakultas Kedokteran UNAND
1962 -1969 : Dosen pengajar kuliah dan praktikum Kimia Organik di Fak.Kedokteran, FIPIA, Pertanian dan Peternakan UNAND
1963 : - Pjs Dekan pada FIPIA UNAND
- Mendirikan ISFI cabang Sumbar
1964 : Membuka Jurusan Farmasi di FIPIA UNAND
1968 : Memfasilitasi staf pengajar jurusan farmasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
1969 -1975 : Dekan FIPIA UNAND
1975 – 1981 : Lektor Kepala pada Farmasi FIPIA
1981 – 1985 : Pembantu Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan Universitas Andalas
1986 – 1990 : Dekan FMIPA
1990 – 2010 : Staf Ahli Kopertis X
1997 –sekarang : Ketua Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STIFI) Perintis Padang





Pengalaman Pendidikan

1949 : Tamat Sekolah Dasar di Batusangka
1952 : Selesai SMP-B Negeri Padang Panjang
1955 : Tamat SMA-B Negeri I Bandung
1961 : Selesai Sarjana Farmasi ITB
1962 : Selesai Apoteker ITB
1981 : Mengikuti workshop pendidikan kimia di Seol, Kor-Sel
1985 : Mengikuti Training Teknogi Farmasi di Rijk Universiteit- Belgia

Tugas di Luar UNAND

1962 : SAA Imam Bonjol Bukittinggi
1962 – 1964 : APA di Apotek Minang
1964 -1 967 : APA di Apotek Farmasia
1965 : Mendirikan apotek Madya
1967 : Mendirikan Apotek Bunda
1967 – 2010 : APA di Apotek Kinol
1971 - 2010 : Mendirikan dan membina SAA/Akfar Farmasi Prayoga di Padang
1997 - sekarang : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STIFI) Perintis di Padang

PANDANGAN ANDA TERHADAP DUNIA KEFARMASIAN DULU DAN KINI?

Menurut saya dulu memang farmasi kita adalah drug oriented, saya masih ingat dulu pengetahuan yang utama dalam bidang farmasi adalah kimia farmasi dan reseptur. Oleh sebab itu maka mata kuliah yang diterima memang ditekankan pada pengetahuan berkaitan dengan bahan baku yang digunakan sehari-hari. Namun sekarang zaman telah berubah, pekerjaan peracikan yang dulu harus dilakukan oleh apoteker perlahan-lahan telah digantikan oleh pabrik-pabrik farmasi, obat yang dulunya harus diracik sekarang sudah tersedia dalam bentuk obat jadi, mendorong munculnya paradigma patient oriented dan konsep pharmaceutical care. Paradigma dan konsep yang baru ini tentu juga membawa pengaruh dalam dunia pendidikan farmasi saat ini, dikarenakan apoteker membutuhkan tambahan pengetahuan untuk menjawab paradigma tersebut. Pengetahuan-pengetahuan baru yang saat ini dibutuhkan oleh para apoteker tentunya diharapkan dapat diakomodasi oleh kurikulum saat ini yang sesuai dengan perkembangan dunia farmasi.

BAGAIMANA PANDANGAN ANDA TERHADAP PENDIDIKAN FARMASI DULU DAN KINI?

Awalnya, tenaga apoteker di Indonesia masih dari Belanda, belum ada dari Indonesia, sehingga pendidikan farmasi memang diarahkan atau dimaksudkan untuk mengisi tenaga apoteker di apotek. Untuk menanggulangi pendidikan tinggi program farmasi pada fakultas ilmu pasti dan ilmu alam Univ. Indonesia (FIPIA jur. Farmasi) di Bandung (sekarang farmasi ITB) dan fakultas farmasi UGM di Yogyakarta ditugaskan untuk menghasilkan tenaga yang berkualifikasi apoteker, walaupun yang bersangkutan tanpa melalui tingkat doktoral (Drs atau Dra farmasi FMIPA). Dari Jurusan farmasi FIPIA Univ. Indonesia Bandung , beberapa tenaga apoteker langsung sempat dihasilkan dimana umumnya kawan-kawan tersebut kembali menyelesaikan ujian doktoralnya sehingga mempunyai prediket tidak hanya Apt tetapi jugaDrs/Dra Apt (sekarang S.Farm, Apt).
Pendidikan tinggi kefarmasian di Indonesia dimulai FIPIA Univ. Indonesia yang kemudian menjadi ITB Bandung dan Fak Farmasi UGM, diikuti oleh jurusan/fakultas farmasi pada berbagai Universitas Negeri seperti Air Langga (Surabaya), UNHAS (Makasar), UNAND (Padang), UNPAD (Bandung), USU (Medan), UI (Jakarta) serta beberapa perguruan tinggi negeri lainnya.
Pada waktu sekarang menurut Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) jumlah seluruh perguruan tinggi farmasi baik negeri maupun swasta sekitar 70 buah dimana sekitar 70% telah terakreditasi dengan peringkat A, B dan C, dengan jumlah yang cukup banyak tersebut, seyogianya penambahan pendidikan tinggi farmasi yang baru perlu dibatasi dan dilakukan sangat selektif. Hal yang sangat diperlukan adalah peningkatan dalam segala aspek dari perguruan tinggi farmasi yang telah berdiri jangan sampai terjadi perguruan tinggi mengeluarkan ijazah sarjana apoteker yang mutunya di bawah standar, apalagi kalau diingat era globalisasi ini dimana setidaknya dalam rangka Asia Free Trade dimungkinkan tenaga kefarmasian dari Negara lain merambah ke dalam perusahaan Farmasi yang berada di Indonesia. Dalam hubungan ini pembinaan semua lembaga pendidikan tinggi baik negeri dan terutama yang dikelola swasta (PTS) menjadi sangat penting. Pembinaan perlu dilakukan dengan monitoring oleh lembaga terkait baik pemerintah maupun badan-badan yang terkait seperti IAI (Ikatan Apoteker Indonesia), APTFI (Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia) dan lain sebagainya.

BAGAIMANA KIAT MENGELOLA PTS FARMASI (STIFI PERINTIS) SEHINGGA BERAKREDITASI B DAN MEMILIKI PROFESI APOTEKER?

Jauh sebelum ikut serta dalam pendirian STIFI Perintis, saya terlebih dahulu telah terlibat dalam pendirian SMF Imam Bonjol di Bukittinggi dan SMF Prayoga di Padang. Selain itu, saat itu saya juga menjabat sebagai staf ahli di kopertis wilayah X. Berbekal pengalaman tersebut, maka pada tahun 1996, saya bersama sahabat lama saya, dr. Rafki Ismail, MPH menyusun proposal pendirian STIFI Perintis. STIFI Perintis mulai menerima mahasiswa baru pada tahun 1997. Saya akui saat itu kami memulai dengan sarana dan prasarana yang boleh dibilang seadanya, namun sedapat mungkin kami selalu berusaha untuk melakukan peningkatan hingga saat ini. Awalnya, pada tahun 2000, program studi S1 Farmasi di STIFI Perintis berakreditasi C, pada saat itu kami belum memiliki program profesi apoteker. Baru pada tahun 2005, saya memberanikan diri membuka program profesi dengan bercermin pada program studi farmasi lain berakreditasi C yang sudah terlebih dahulu memiliki program profesi. Namun saat saya mengajukan permohonan ke Dirjen DIKTI, ternyata untuk mendapatkan izin program profesi apoteker syaratnya adalah program S1 farmasi yang bersangkutan harus berakreditasi B. Segera bersama seluruh staf dosen dan sumber daya yang ada, kami melengkapi dan menyusun seluruh persyaratan yang diperlukan dan mengajukan permohonan akreditasi kepada BAN-PT. Alhamdulillah pada tahun 2006 kami mendapatkan akreditasi B, dan yang terbaru pada tahun 2011 STIFI Perintis masih dapat mempertahankan akreditasi B tersebut. Menurut saya, berdasarkan pengalaman yang sudah saya jalani, kunci utama dalam mengelola suatu perguruan tinggi adalah selalu berusaha mentaati peraturan yang telah digariskan oleh otoritas pendidikan kita.



APA KUNCI SUKSES ANDA DALAM MENJALANI HIDUP?

Sukses itu sebenarnya sangat relatif, tergantung pada bagaimana kita memandang kesuksesan tersebut. Namun, dari yang telah saya lalui dan jalani sepanjang hidup saya sampai sekarang, saya selalu berusaha untuk menjalani apapun pekerjaan atau jabatan yang dipercayakan kepada saya dengan sungguh-sungguh dan selalu menjaga hubungan baik dengan siapapun saya berhubungan dalam pekerjaan saya.

HARAPAN

Sebagai seorang guru yang sudah lebih setengah abad mengabdikan diri di pendidikan kefarmasian ini, kadang-kadang merasa sangat heran dan risih mendengar kok ada pendidikan tinggi farmasi yang formal dan menghasilkan sarjana farmasi dimana pelaksanaan pendidikannnya hanya diselenggarakan 2 kali seminggui tiap hari Sabtu dan Minggu. Barangkali mereka mempunyai teknologi yan sangat maju dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar, dalam kaitan ini pemberian ijin kompetensi apoteker, seharusnya kemampuan dan keterampilan pemohon betul-betul dapat dijamin oleh tim penguji. Semua itu akan menunjang mutu yang dapat dihasilkan oleh suatu lembaga pendidikan. Pada akhir tulisan ini kita semua berharap bahwa pendidikan tinggi farmasi Indonesia hendaknya dapat menyamai mutu pendidikan tinggi di negara-negara maju.

OTHER PLACES NEAR STIFI PERINTIS PADANG

Show more »