Sejarah Gereja Katolik 4.88

Saumlaki,
Indonesia

About Sejarah Gereja Katolik

Contact Details & Working Hours

Details

1. BUKTI ALKITABIAH

Alkitab

2 Tim 3:15-17
Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Gereja Katolik mengimani bahwa Kitab Suci adalah Sabda Allah yang dapat menuntun kepada keselamatan.



Tradisi

2 Thessalonians 2:15 (KJV)
Therefore, brethren, stand fast, and hold the traditions which ye have been taught, whether by word, or our epistle

2 Tesalonika 2:15
Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.


Gereja Katolik menganggap bahwa Tradisi Suci dan Kitab suci adalah sumber iman umat Kristus, ini sudah sangat sesuai dengan ayat diatas. Plus, Kitab Suci sebenarnya adalah bagian dari Tradisi, jaman dahulu umat Kristus tidak memakai Alkitab seperti sekarang ini (dan Gereja Katoliklah yang pada akhirnya menyusun Alkitab).

2 Thessalonians 3:6 (KJV)
Now we command you, brethren, in the name of our Lord Jesus Christ, that ye withdraw yourselves from every brother that walketh disorderly, and not after the tradition which he received of us.

2 Tesalonika 3:6
Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami.

Disini ditunjukkan bagaimana Paulus menyuruh orang umat untuk menjauhkan diri dari umat lain yang tidak menuruti tradisi/ajaran yang telah diterima dari Rasul.



1 Corinthians 11:2 (KJV)
Now I praise you, brethren, that ye remember me in all things, and keep the ordinances, F32 as I delivered them to you.

--------------------------------------------------------------------------------
FOOTNOTES:
F32: ordinances: or, traditions [/i]


1 Korintus 11:2
Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu.

Disini Paulus memuji mereka yang taat terhadap tradisi/ajaran para rasul yang diteruskan oleh Paulus.



Magisterium

1Tim 3:15 (KJV)
But if I tarry long, that thou mayest know how thou oughtest to behave thyself in the house of God, which is the church of the living God, the pillar and ground of the truth.

1 Tim 3:15
Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni Jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.


2. Penjelasan Filosofis

Diambil dari:
http://katolisitas.org/138/gereja-tonggak-kebenaran-dan-tanda-kasih-tuhan-bagian-ke-3


Alkitab

Allah memberitahukan rencana keselamatanNya kepada manusia melalui Injil. Injil ini diturunkan dengan dua cara, yaitu secara lisan dan tertulis, untuk diteruskan kepada kita. Para rasul mewartakan secara lisan apa yang mereka terima dari Kristus, entah dari perbuatan Kristus ataupun dari percakapan denganNya, ataupun dari dorongan Roh Kudus. Dan juga, para rasul dan tokoh-tokoh rasuli atas ilham Roh Kudus menuliskan amanat keselamatan tersebut untuk dijadikan buku. Hasil penulisan amanat Allah tersebut dikenal sebagai Kitab Suci.

(KGK 101-141):
Allah memberi inspirasi kepada manusia yaitu para penulis suci yang dipilih Allah untuk menuliskan kebenaran. Allah melalui Roh KudusNya berkarya dalam dan melalui para penulis suci tersebut, dengan menggunakan kemampuan dan kecakapan mereka. “Oleh sebab itu, segala sesuatu yang dinyatakan oleh para pengarang yang diilhami tersebut, harus dipandang sebagai pernyataan Roh Kudus.” Jadi jelaslah bahwa Kitab Suci yang mencakup Perjanjian Lama dan Baru adalah tulisan yang diilhami oleh Allah sendiri (2Tim 3:16). Kitab-kitab tersebut mengajarkan kebenaran dengan teguh dan setia, dan tidak mungkin keliru. Karena itu, Allah menghendaki agar kitab-kitab tersebut dicantumkan dalam Kitab Suci demi keselamatan kita.

Mungkin ada orang Kristen yang berkata, bahwa keselamatan mereka diperoleh melalui Kitab Suci saja. Namun, jika kita mau jujur, kita akan melihat bahwa hal itu tidak pernah diajarkan oleh Kitab Suci itu sendiri. Malah yang ada adalah sebaliknya, bahwa Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri (2Pet 1:20-21) sebab ada kemungkinan dapat diartikan keliru (2Pet 3:15-16). Gereja pada abad-abad awal juga tidak menerapkan teori ini. Teori ‘hanya Kitab Suci’ atau ‘Sola Scriptura’ ini adalah salah satu inti dari pengajaran pada zaman Reformasi pada tahun 1500-an, yang jika kita teliti, malah tidak berdasarkan Kitab Suci.

Pada kenyataannya, Kitab Suci tidak dapat diinterpretasikan sendiri-sendiri, karena dapat menghasilkan pengertian yang berbeda-beda. Sejarah membuktikan hal ini, di mana dalam setiap tahun timbul berbagai gereja baru yang sama-sama mengklaim “Sola Scriptura” dan mendapat ilham dari Roh Kudus. Ini adalah suatu kenyataan yang memprihatinkan, karena menunjukkan bahwa pengertian mereka tentang Kitab suci berbeda-beda, satu dengan yang lainnya. Jika kita percaya bahwa Roh Kudus tidak mungkin menjadi penyebab perpecahan (lih. 1Kor14:33) dan Allah tidak mungkin menyebabkan pertentangan dalam hal iman, maka kesimpulan kita adalah: “Sola Scriptura” itu teori yang keliru.


Tradisi

Supaya pesan Injil ini dapat diturunkan secara utuh dan hidup di dalam Gereja, para rasul menunjuk uskup-uskup untuk menggantikan mereka dan menyerahkan kepada mereka kedudukan untuk mengajar. Penerusan ajaran Injil ini yang terjadi di bawah kuasa Roh Kudus, disebut sebagai Tradisi.

(KGK 75-83):

Tradisi Suci adalah Tradisi yang berasal dari para rasul yang meneruskan apa yang mereka terima dari ajaran dan contoh Yesus dan bimbingan dari Roh Kudus. Oleh Tradisi, Sabda Allah yang dipercayakan Yesus kepada para rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya dalam pewartaannya, mereka memelihara, menjelaskan dan menyebarkannya dengan setia. Maka Tradisi Suci ini bukan tradisi manusia yang hanya merupakan ‘adat kebiasaan’. Dalam hal ini, perlu kita ketahui bahwa Yesus tidak pernah mengecam seluruh adat kebiasaan manusia, Ia hanya mengecam adat kebiasaan yang bertentangan dengan perintah Tuhan (Mrk 7:8).

Jadi, Tradisi Suci dan Kitab Suci tidak akan pernah bertentangan. Pengajaran para rasul seperti Allah Tritunggal, Api penyucian, Keperawanan Maria, telah sangat jelas diajarkan melalui Tradisi dan tidak bertentangan dengan Kitab Suci, meskipun hal-hal itu tidak disebutkan secara eksplisit di dalam Kitab Suci. Janganlah kita lupa, bahwa Kitab Suci sendiri mengajarkan agar kita memegang teguh Tradisi yang disampaikan kepada kita secara tertulis ataupun lisan (2Tes 2:15, 1Kor:2).

Juga perlu kita ketahui bahwa Tradisi Suci bukanlah kebiasaan-kebiasaan seperti doa rosario, berpuasa setiap hari Jumat, ataupun selibat para imam. Walaupun semua kebiasaan tersebut baik, namun hal-hal tersebut bukanlah doktrin. Tradisi Suci meneruskan doktrin yang diajarkan oleh Yesus kepada para rasulNya yang kemudian diteruskan kepada Gereja di bawah kepemimpinan penerus para rasul, yaitu para Paus dan uskup.



Magisterium

Para penerus rasul yang mendapat wewenang mengajar dari para rasul ini disebut sebagai Magisterium.

(KGK 85-87, 888-892):
Dari uraian di atas, kita mengetahui pentingnya peran Magisterium yang “bertugas untuk menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau diturunkan itu yang kewibawaannya dilaksanakan dalam nama Yesus Kristus.”[8] Magisterium ini tidak berada di atas Sabda Allah, melainkan melayaninya, supaya dapat diturunkan sesuai dengan yang seharusnya. Dengan demikian, oleh kuasa Roh Kudus, Magisterium yang terdiri dari Bapa Paus dan para uskup pembantunya [yang dalam kesatuan dengan Bapa Paus] menjaga dan melindungi Sabda Allah itu dari interpretasi yang salah.

Kita perlu mengingat bahwa Gereja sudah ada terlebih dahulu sebelum keberadaan kitab-kitab Perjanjian Baru. Para pengarang/ penulis suci dari kitab-kitab tersebut adalah para anggota Gereja yang diilhami oleh Tuhan, sama seperti para penulis suci yang menuliskan kitab-kitab Perjanjian Lama. Magisterium dibimbing oleh Roh Kudus diberi kuasa untuk meng-interpretasikan kedua Kitab Perjanjian tersebut.

Jelaslah bahwa Magisterium sangat diperlukan untuk memahami seluruh isi Kitab Suci. Karunia mengajar yang ‘infallible‘ (tidak mungkin sesat) itu diberikan kepada Magisterium pada saat mereka mengajarkan secara resmi doktrin-doktrin Gereja. Karunia ini adalah pemenuhan janji Kritus untuk mengirimkan Roh KudusNya untuk memimpin para rasul dan para penerus mereka kepada seluruh kebenaran (Yoh 16:12-13).

Hubungan Tradisi dan Alkitab

Alkitab adalah bagian dari Tradisi, karena itu Tradisi adalah konteks dari Alkitab, maka untuk memahami Alkitab diperlukan terang Tradisi. Memahami Alkitab diluar Tradisi berarti memahami Alkitab diluar konteks.


Hubungan Magisterium dengan Alkitab

Magisterium adalah pembentuk, penyusun, dan pemelihara Alkitab. Alkitab adalah bagian dari ajaran dari Magisterium. Misalnya, Magisteriumlah yang mengajarkan bahwa surat Yakobus adalah bagian dari Alkitab dan mengajarkan bahwa Surat Barnabas bukanlah bagian dari Alkitab. Sementara Alkitab sendiri tidak pernah menyusun dirinya sendiri (mana bagian dari Alkitab dan mana bukan).

Jika tidak mempercayai Magisterium, berarti kita boleh untuk tidak percaya pada Alkitab yang disusun oleh Magisterium. karena Alkitab yang kita gunakan adalah susunan dari Magisterium. Sebaliknya, jika kita percaya pada Magisterium, maka itu berarti kita pasti percaya pada Alkitab yang disusun olehnya, dan itu artinya kita perlu memahami Alkitab dari kacamata penyusunnya.

Hal ini dipahami dengan amat baik oleh Jemaat Kristen mula-mula sehingga bahkan seorang tokoh Bapa gereja yang dihormati oleh Gereja Reformasi sendiri mengakui keistimewaan magisterium dalam hubungannya dengan Kitab Suci:


"I should not believe the Gospel except as moved by the authority of the Catholic Church."(St. Augustine, Against the Epistle of Manichaeus Called Fundamental, 5,6)

"Aku tidak akan mempercayai Injil kecuali kalau tidak di gerakkan oleh otoritas Gereja Katolik" (St. Augustinus, Menghadapi Surat Manichaeus yang disebut Fundamental, 5,6)

Gereja adalah penopang dan dasar kebenaran.

Gereja sebagai Tonggak Kebenaran terdiri dari tiga unsur, yaitu Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium

Untuk memberitahukan rencana keselamatanNya, Allah berbicara pada GerejaNya melalui Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium. Ketiga hal ini adalah karunia Allah yang tidak terpisahkan untuk menyampaikan kebenaran melalui GerejaNya. Perlu kita ingat bahwa Rasul Paulus sendiri berkata bahwa Gereja adalah “jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran” (1Tim 3:15).

Di dalam Gereja, wahyu Allah dinyatakan dalam Kitab Suci dan Tradisi Suci. Karena Kitab Suci dan Tradisi Suci berasal dari Allah, kita harus menerima dan menghormati keduanya dengan hormat yang sama. Jika kita membaca Kitab Suci, terutama di dalam hal iman dan moral, kita harus menempatkan pemahaman Magisterium Gereja di atas pemahaman pribadi, karena kepada merekalah telah dipercayakan tugas mengartikan Wahyu Allah secara otentik. Namun hal ini janganlah sampai mengurangi semangat kita untuk membaca Kitab Suci, karena Gereja mengajarkan kita agar kita rajin membaca Kitab Suci dan mempelajarinya, sebab melalui Kitab Suci kita dibawa pada ”pengenalan yang mulia akan Kristus” (Fil 3:8). St. Jerome mengatakan, bahwa jika kita tidak mengenal Kitab Suci, maka kita juga tidak mengenal Kristus. Ini adalah suatu tantangan buat kita semua yang mengatakan bahwa kita mengenal dan mengasihi Yesus.

Jadi, sebagai Tonggak Kebenaran, Gereja memiliki tiga unsur, yaitu: Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium. Ketiganya merupakan pemenuhan janji Allah yang selalu mendampingi GerejaNya sampai kepada ’seluruh kebenaran’ (Yoh 16:12-13), yang senantiasa bertahan sampai akhir jaman. Mari kita bersyukur untuk pemenuhan janji Tuhan ini.

~Pax Christi--Damai Kristus~