Indonesian International Culture Festival - IICF 3.29

Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. Walaupun dengan kemajemukan masyarakatnya, Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan mendiami belasan ribu pulau, tetap dapat hidup berdampingan dalam sebuah harmoni kehidupan. Hal yang mendasari solidaritas keanekaragaman tersebut adalah semboyan Negara Indonesia sendiri, yaitu Bhinneka Tunggal. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Manusia diciptakan Tuhan untuk memiliki perasaan. Oleh karena memiliki rasa, manusia bisa menciptakan seni dan kebudayaan. Kebudayaan tersebut merupakan ciri khas setiap suku dan menjadi hal yang membedakan suku satu dengan suku lainnya. Ragam kebudayaan tersebut inilah yang membuat Indonesia dikenal oleh seluruh dunia dan membuat dunia ingin mempelajari lebih dalam tentang kebudayaan Indonesia.
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) semula lahir dengan nama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPG-KI). Diresmikan pada tanggal 30 November 1956 dengan lima jurusan, yaitu Pendidikan, Sejarah, Bahasa Inggris, Hukum, dan Ekonomi. Kemudian pada tanggal 5 Desember 1959 diresmikan menjadi Universitas Kristen Satya Wacana dengan kehadiran Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum yang kemudian diikuti dengan pembukaan beberapa Fakultas dan Program Studi baru. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang kini melewati usia emasnya, Satya Wacanya yang berarti “Setia Kepada Firman Tuhan”, terus berkembang dan mendapat kepercayaan baik dari masyarakat maupun pemerintah dengan mengadakan berbagai kegiatan yang berpengaruh bagi masyarakat luas. UKSW terletak di Jalan Diponegoro nomor 52-60, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia.
Sebagai bagian dari Instansi Pendidikan di Indonesia yang bertanggungjawab, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) ingin ikut mengambil peran dalam pelestarian budaya di Indonesia. Karena walaupun terletak di sebuah kota kecil di pulau Jawa, UKSW beranggotakan civitas akademika yang heterogen dari berbagai pelosok Tanah Air dari Sabang hingga Merauke. Hampir semua etnis yang ada di Indonesia dapat dijumpai di UKSW. Oleh karena itu, UKSW sering disebut sebagai “Indonesia Mini” karena Civitas Akademikanya berasal dari latar belakang suku dan budaya yang berbeda-beda.
Dengan berdasarkan kepada tujuan UKSW sebagai Creative Minority yaitu untuk membentuk lulusan berdaya cipta yang dapat berguna bagi masyarakat dan juga dapat melestarikan kebudayaan Indonesia, UKSW akan mengadakan kegiatan yang akan melibatkan seluruh etnis di UKSW yaitu Indonesian International Culture Festival (IICF) 2016. Dengan berlandaskan kepada semboyan besar Bangsa Indonesia, maka pada tahun 2016, Senat Mahasiswa Universitas (SMU) UKSW mengangkat “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai tema IICF tahun 2016 . Kegiatan ini penting diadakan sebagai ajang mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis untuk menunjukkan jati diri mereka kepada masyarakat sekaligus memberikan edukasi tentang budaya Indonesia. Disamping itu, kegiatan ini juga dapat memudarkan sekat-sekat multikultural dan merekatkan persatuan antar etnis yang menempuh pendidikan di kampus UKSW.
Berbagai tarian dan nyanyian khas daerah, pawai budaya, drama kolosal, serta wisata kuliner tradisional maupun mancanegara akan ditampilkan dalam rangkaian kegiatan IICF 2016. Peserta yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini tidak hanya berasal dari dalam UKSW namun juga akan diramaikan oleh peserta mancanegara. Diharapkan kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik sebagai wujud konservasi budaya sekaligus sebagai bentuk penghargaan keberagaman yang ada di Indonesia khususnya di UKSW.